Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia
adalah rendahnya tingkat kecerdasan rakyat Indonesia dan kurangnya dedikasi
pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Hal ini disebabkan karena
pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1896,
sehingga dampaknya baru bias dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.
baik faktor internal maupun eksternal, permasalahan internal biasanya terjadi
pada pengurus atau keanggotaan itu sendiri serta modal dan untuk masalah
eksternal berasal dari pesaing dan asumsi masyarakat tentang koperasi sangat
buruk.
1. Koperasi saat ini kurang diminati
Sejauh ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang
dalam masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi.Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2. Kurangnya SDM (Pengelola)
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah semua pengurus koperasi. Pasti sering
menjumpai pengurus koperasi biasanya tokoh masyarakat yang rangkap jabatan,
misalnya ketua RT setempat atau lainnya, sehingga dia tidak fokus terhadap
koperasi, atau bahkan pengurus koperasi yang sudah berumur sehingga kapasitasnya
terbatas, tidak memahami perkembangan zaman. Sangat diperlukan pengarahan
tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan tentang koperasi agar
dapat berpartisispasi di dalamnya. Partisipasi merupakan faktor yang penting
dalam mendukung perkembangan koperasi.
3. Keterbatasan modal
Masalah modal pihak yang paling bersangkutan adalah pemerintah. Di sini
pemerintah yang memiliki modal cukup besar. Dengan pemberian modal koperasi
dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain
pemerintah masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka
yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya
dapat digunakan untuk modal koperasi.
4. Pesaing
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat kita elakkan lagi tetapi kita harus tau
bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka
mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka
koperasi akan surface dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita
lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini
dapat kita lakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat
dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan
adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk
menjadi anggota.
5. Budaya
Kerja keras dan disiplin bangsa Indonesia yang jauh dari harapan, sehingga
koperasi akan sulit untuk berkembang apalagi untuk maju. Untuk itu dalam
menetapkan pengurus koperasi harus diseleksi dengan baik agar nantinya dalam
perjalanannya tidak ada pengurus yang makan gaji buta tanpa mau bekerja. Selain
itu hendaknya dilakukan atau diberikan pelatihan atau bimbingan kepada seluruh
pengurus dan anggota agar mereka sadar bahwa ini adalah koperasi mereka harus
mau untuk bekerja keras guna kemajuan koperasi tersebut.
6. Teknologi
Koperasi yang sampai sekarang masih belum menggunakan teknologi dalam melakukan
kegiatan sehari-hari baik dalam pembukuan, keuangan, administrasi dan pada
bidang-bidang lainnya. Sehingga bagaimana mungkin koperasi tersebut bisa atau
akan maju jika sarana dan prasarananya yang menunjang kegiatan ini tidak
dimiliki. Untuk itu hendaknya koperasi mulai sekarang harus memperhatikan
teknologi untuk produksi maupun informasi kepada para anggota.
Contoh Kasus Koperasi
Pinjaman anggota biasanya pengembalian ke koperasi sering sekali tidak lancar bahkan macet (kredit macet) karena sering terjadi pinjaman anggota yang semula tujuannya untuk modal usaha tapi malah digunakan untuk investasi. Contoh : untuk membeli motor atau mobil yang semestinya belum mampu atau belum waktunya.
Cara Penyelesaiannya : sebenarnya simpel hanya dengan memperketat pengawasan. Contoh : kalau pengajuan saat pinjam untuk membeli pupuk untuk pertanian harus benar – benar diarahkan penggunannya untuk membeli pupuk sehingga pada saat panen hasilnya bagus, banyak, tambah untung dapat untuk mengembalikan pinjamannya.
Post a Comment